TVRI dan Digital Broadcasting: Analog Switch Off (ASO) Lembaga Penyiaran Publik – Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom.; Mustafa, S.Sos., M.I.Kom.;Tika Mutia, M.I.Kom.

Rp94,000

, Product ID: 40604

Deskripsi

Selamat datang dalam perjalanan yang menggugah ini, di mana kita menjelajahi transformasi tak terhindarkan dari penyiaran analog ke penyiaran digital. Buku ini adalah sebuah penelitian mendalam tentang perubahan besar yang tengah terjadi dalam lanskap industri penyiaran Indonesia. Dalam buku ini, Anda akan menemukan wawasan yang mendalam tentang langkah-langkah konkret yang telah diambil oleh Lembaga Penyiaran Publik TVRI dan lembaga penyiaran lainnya untuk menyongsong era penyiaran digital. Mulai dari teknis yang sangat kompleks hingga peran urgensi campur tangan pemerintah, Anda akan mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang transisi ini. Namun, buku ini bukan hanya tentang teknologi. Ini juga tentang bagaimana lembaga penyiaran publik berperan dalam mendidik, menghibur, dan menghubungkan masyarakat Indonesia. Ini adalah cerita tentang bagaimana Indonesia siap menghadapi masa depan yang lebih cerah dalam dunia penyiaran.

Kami mengundang Anda untuk menyelami buku ini dan merenungkan bagaimana perubahan ini memengaruhi cara kita menerima informasi, hiburan, dan pendidikan. Transisi ke era penyiaran digital adalah tantangan besar, tetapi juga peluang besar bagi kemajuan Indonesia. Sebagai cita-cita utopis, kelak Lembaga Penyiaran Publik TVRI yang kita cinta ini, pada suatu hari akan tumbuh besar layaknya seperti lembaga penyiaran publik berskala dunia, sebut saja BBC (British Broadcasting Corporation) di Inggris dan NHK (Nippon Hoso Kyokai) di Jepang. Mengharapkan TVRI untuk mencapai standar yang setara dengan NHK Jepang atau BBC Inggris memang bukan tugas yang mudah. Sejarah dan karakteristik budaya serta kebijakan penyiaran di berbagai negara dapat memengaruhi perbandingan anggaran antara lembaga penyiaran publik.

Dalam hal ini, kita bisa mengambil contoh NHK Jepang yang memang dikenal sebagai salah satu penyiaran publik terkaya di dunia. NHK memiliki anggaran yang sangat besar. Sebagai perbandingan, dalam tahun anggaran 2020, NHK memiliki anggaran sekitar Rp104 triliun. Angka ini sangat jauh dari anggaran TVRI pada tahun yang sama. Pada tahun 2020, anggaran TVRI dari APBN sebesar Rp1,1 triliun, tetapi harus disesuaikan menjadi Rp996 miliar karena dampak pandemi Covid-19. Perbandingan anggaran yang signifikan ini tidak hanya mencerminkan perbedaan skala antara dua lembaga penyiaran publik ini, tetapi juga mencerminkan perbedaan dalam model pendanaan. NHK Jepang, misalnya, mengandalkan iuran publik (TV License) dan hibah dari pemerintah dalam pendanaannya, sementara TVRI mengandalkan anggaran APBN dan penghasilan negara bukan pajak (PNBP).

Sementara itu, mimpi menjadikan TVRI setara dengan NHK bukanlah hal yang mustahil, itu memerlukan komitmen dan dukungan finansial yang besar. Perkembangan TVRI sebagai penyiaran publik kelas dunia akan tergantung pada sejauh mana pemerintah dan masyarakat Indonesia bersedia berinvestasi dalam penyiaran publik ini. Terima kasih telah bergabung dalam perjalanan ini, dan kami harap buku ini akan memberikan wawasan berharga tentang masa depan penyiaran Indonesia.

  • Penulis: Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom.; Mustafa, S.Sos., M.I.Kom.;Tika Mutia, M.I.Kom.
  • ISBN: 978-623-08-0437-3
  • Halaman: 222
  • Ukuran: 15 x 23 cm
  • Tahun Terbit: 2023

Review

Belum ada ulasan.

Be the first to review “TVRI dan Digital Broadcasting: Analog Switch Off (ASO) Lembaga Penyiaran Publik – Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom.; Mustafa, S.Sos., M.I.Kom.;Tika Mutia, M.I.Kom.”

Pin It on Pinterest

Share This