Deskripsi
Lukisan Kaligrafi dianggap sebagai “akibat ketidaktahuan” akan bentuk dan gaya kaligrafi murni, atau bahkan “akibat kejenuhan” berkutat dengan pelbagai ikatan kaligrafi murni yang matematis yang melulu bermain-main dalam hitungan huruf dan angka. Pada hal, seperti dikatakan oleh Syaiful Adnan bahwa “kaligrafi tidak selesai pada huruf”. Oleh karenanya kaligrafi perlu dilukis. Melukis kaligrafi, seperti melukis pada umumnya, tentu saja dengan hukum kebebasannya. Karena hukum kebebasan ini pula pada awal kemunculannya tahun 70-an, fenomena Lukisan Kaligrafi di Indonesia mendapat tanggapan pro dan kontra dari para pemerhati seni kaligrafi. Bahkan sempat menciptakan “genderang perang” antara penganut mazhab kaligrafi murni dengan kubu pelukis. Namun kemudian suasana “panas” tersebut secara berangsur-angsur “cooling down” karena lukisan kaligrafi sebagai fenomena budaya pada kenyataannya tidaklah serta merta mereduksi peran kaligrafi murni yang sudah bertahun-tahun mentradisi di kalangan masyarakat Indonesia. Kehadiran lukisan Kaligrafi memberikan nilai tambah dan multi efek bagi perkembangan kaligrafi secara khusus dan kemajuan seni budaya Islam di Indonesia secara umum. Dampak dari itu semua, kini dua kutub perkembangan kaligrafi Islam di Indonesia saling mengisi kekurangan masing-masing dan keduanya bergerak maju bersama menatap masa depan yang harmonis.
- Penulis: Drs. Muhapril Musri, M. Ag.
- ISBN: xxxx
- Halaman: 162
- Ukuran: 15 x 23 cm
- Tahun Terbit: 2022
Review
Belum ada ulasan.