Deskripsi
Nusyūz adalah ketidaktaatan akan kewajiban dalam rumah tangga, baik ketidaktaatan tersebut dari pihak istri terhadap suami, maupun dari pihak suami terhadap istri. Meski demikian, dalam banyak pendapat ulama tafsir maupun fikih, nusyūz ditetapkan hanya dari pihak istri terhadap suami saja, tidak sebaliknya. Padahal al-Qur’an tidak hanya menyebutkan nusyūz dari pihak istri, tetapi juga dari pihak suami, yaitu pada QS al-Nisā’/4: 128.
Kenyataan bahwa hanya pihak istri yang seakan menjadi sorotan sebagai pelaku nusyūz dalam kehidupan berumah tangga perlu dikaji lebih mendalam, karena hal ini dapat membawa pihak istri berada pada posisi yang madzlūm (terzalimi), yakni jika suami bertindak sewenang-wenang atau zalim seperti tidak memberi nafkah, bertindak kasar, dan selainnya, tetapi ia tidak dianggap melanggar syariat. Padahal semua itu jelas merupakan sikap yang dilarang keras dalam Islam.
Tidak hanya dari segi eksistensi nusyūz istri dan nusyūz suami yang menjadi persoalan di masyarakat, tetapi juga dari segi langkah penyelesaian nusyūz tersebut. Banyak pasangan suami istri yang melakukan cara yang salah dalam menangani perilaku nusyūz dari pasangan, terutama dari pihak suami. Banyak suami yang menyelesaikan perkara nusyūz istri dengan tindak kekerasan, bahkan jika istri melakukan ‘kesalahan’ kecil.
Pada tulisan ini penulis mengkaji ayat-ayat beserta hadis-hadis pendukung yang berkaitan dengan nusyūz, baik nusyūz dari pihak istri maupun suami dengan menggunakan metode muqāran (komparatif), yaitu dengan menganalisis data dengan cara menghubungkan variabel-variabel penting antara dalil nusyūz istri dan nusyuz suami untuk mendapatkan kesimpulan terhadap objek yang dibahas.
- Penulis: Muhammad Ismail, M.Th.I.; Andi Raita UmairahSyarif, M.Ag.
- ISBN: 978-623-08-0752-7
- Halaman: 136
- Ukuran: 15 x 23 cm
- Tahun Terbit: 2024
Review
Belum ada ulasan.