Huru-Hara Politik Cebong Versus Kampret: Potret Rakyat Yang Terbelah Residu Politik Identitas – Adi Prayitno

Rp154,000

, Product ID: 41855

Deskripsi

Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 menjadi monumen politik sahih soal terbelahnya pemilih di akar rumput yang diresonansi isu agama. Tak berlebihan jika dua momen politik tersebut ditahbiskan sebagai suksesi politik paling brutal dan mengerikan. Narasi politik yang berkembang dieksklusi sebatas urusan identitas primodial. Persisnya identitas agama yang disertai bangunan tembok tebal untuk memisah antara kelompok ‘kita’ (minna) dan barisan ‘mereka’ (minhum). Dua kelompok yang berjarak secara diametral ini kemudian dilabeli Cebong dan Kampret yang digunakan untuk mengasosiasi dan mengidentifikasi pendukung kelompok tertentu. Eskalasi politik mendidih dengan tensi persaingan yang panas. Isu agama dalam politik terbukti mereduksi, bahkan memiliki daya rusak luar biasa, seakan politik elektoral sebatas urusan masuk surga dan neraka. Politik disimplifikasi urusan berburu pahala dan menghilangkan dosa. Politik yang duniawi dikerdilkan menjadi perkara akhirat yang suci.

Buku ini mencuplik sekaligus memotret praktik politik sepanjang Pilkada Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 yang membelah ekstrem efek isu agama yang dalam banyak hal menggerus aspek rasionalitas dalam memilih calon. Rekam jejak dan visi misi calon dianggap tak penting. Pemilih digiring agar menutup mata bahwa calon pemimpin baik adalah mereka yang dinilai dekat dengan simbol, kelompok, komunitas, dan elit agama tertentu. Sekalipun calon pemimpin kadar agamanya abangan bukan santri. Klaim pemimpin paling Islam dijadikan komoditas politik demi bercocok tanam elektabilitas.

  • Penulis: Adi Prayitno
  • ISBN: xxxx
  • Halaman: 378
  • Ukuran: 15 x 23 cm
  • Tahun Terbit: 2024

Review

Belum ada ulasan.

Be the first to review “Huru-Hara Politik Cebong Versus Kampret: Potret Rakyat Yang Terbelah Residu Politik Identitas – Adi Prayitno”

Pin It on Pinterest

Share This