DIGITAL DILEMMA: MATINYA DIALOG – Dr. Firman Kurniawan S.

Rp121,000

, Product ID: 36257

Deskripsi

Dialog telah mati. Ini bukan suatu keadaan hipotetik. Juga bukan ilusi penulis. Begitu mudah di hari-hari ini, disaksikan di jagat digital fenomena yang menyesakkan dada. Sebut saja, ketegangan antar pengguna kendaraan di jalan raya, pembubaran aktivitas ibadah kelompok minoritas, demonstrasi melukai hingga mencelakai diri sendiri, flexing kekayaan yang tak jelas asal-usul perolehannya, hingga publikasi data pribadi, yang sesungguhnya dilarang undang-undang. Benarkah seluruhnya dapat disangkutkan pada matinya dialog? Satu jawaban awal: seluruhnya dapat disatukan oleh “persaingan memperebutkan perhatian yang kian tipis”. Ngobrol antar individu maupun kelompok, tak tersedia waktu yang memadai.

Struktur dasar teknologi digital yang kian mematikan dialog, dapat ditawarkan sebagai penjelasan lebih lanjut. Perangkat teknologi hari ini berstruktur biner 1-0-1-0. Mengkategosrisasi fenomena jadi digital, sebagai dikotomi: benar-salah, cinta-benci, kami-mereka, indah-buruk. Tak ada nilai tengah yang mempertemukan keduanya. Terpisah dengan tegas, tanpa dialog.

Selain soal struktural yang terbawa oleh karakter teknologinya, setidaknya ada 5 hipotesa struktur sosial yang mendorong matinya dialog di jagat digital. Pertama, peradaban yang kian terdesak oleh perkembangan teknologi. Kedua, peradaban yang bias gender. Ketiga, peradaban yang mengalami pendangkalan rasionalitas. Keempat, peradaban yang kian berdimensi tunggal. Sepesimis itukah jagat digital kita? Iya. Hipotesa kelima, peradaban yang tanpa sadar telah berubah ini tak lagi punya harapan. Namun keadaan yang terus memburuk dapat dicegah, ketika penghuninya sadar autentisitas kemanusiaannya: manusia tak perlu jadi mesin dan berharap segala hal dapat diselesaikan dengan mesin.

Menyadari aspek kemanusiaan berarti juga menerima multidimensionalitas kehendak manusia. Karenanya dialog harus dibuka kembali. Manusia meraih autentisitas dirinya, ketika tak hanya terjebak pada kriteria dan indikator. Seluruhnya dapat dipulihkan lewat dialog, antar manusia. Jadi, masihkah pembaca mengganggap dialog sebagai hal relevan, yang dapat dijadikan tumpuan memperbaiki kelamnya jagat digital? Mari mendalami argumentasi-argumentasi kelima hipotesa di atas, lewat berbagi ilustrasi yang disajikan sebagai kumpulan tulisan.

  • Penulis:  Dr. Firman Kurniawan S.
  • ISBN: 978-623-372-987-1
  • Halaman: 276
  • Ukuran: 15 x 23 cm
  • Tahun Terbit: 2023

 

Review

Belum ada ulasan.

Be the first to review “DIGITAL DILEMMA: MATINYA DIALOG – Dr. Firman Kurniawan S.”

Pin It on Pinterest

Share This